Thursday, May 04, 2006
(Mood) Membaca
Sejak dulu saya termasuk orang yang (lumayan) suka membaca. Terutama membaca buku cerita :D Selain buku-buku cerita 'tidak tebal' dan 'sedikit bergambar' yang judul2nya saya udah nggak inget lagi, saya juga suka membaca novel. Pengarang yang kondang saat itu adalah Enid Blyton lewat karyanya serial Lima Sekawan. Buku Lima Sekawan yang pertama saya miliki adalah 'Memburu Kereta Api Hantu'. Harganya 1500 rupiah saja. Sekarang, uang sejumlah itu cuma bisa untuk beli cilok isi 10 biji hehe. Ada yang nggak tau cilok ? Coba deh datang ke Bandung :DSetelah buku pertama itu, saya mulai membaca judul-judul lain dari Lima Sekawan. Sebagian saya beli, sebagian lagi saya pinjem dari temen. Rasanya seluruh buku Lima Sekawan sudah saya baca. Dan sekarang nggak ada satupun yang saya ingat selain nama tokohnya, Julian, Dick, Anne, George dan Timmy :D
Setelah Lima Sekawan, saya membeli St Claire, masih karya Enid Blyton juga. Saya mengoleksi seluruh judul serial St Claire. Cerita tentang sekolah berasrama juga ada pada serial Malory Towers. Saya membaca semuanya meskipun meminjam dari teman.
Saya bukannya tidak membaca komik, hanya saja saya kurang suka beli komik. Untungnya sahabat saya di SD punya banyak koleksi komik. Jadi saya tetep membaca Nina, Tintin, Asterix, 4 As, Storm, Trigan, dll.
Koleksi novel saya yang lain setelah era Enid Blyton adalah serial Trio Detektif Alfred Hitchcock. 'Misteri Nuri Gagap', 'Misteri Teka Teki Aneh', 'Misteri Kuda Tanpa Kepala', 'Misteri Kucing Bengkok', 'Misteri Kaca-Kaca Remuk' adalah beberapa judul dari sekian banyak buku Trio Detektif yang saya miliki.
Masa-masa berikutnya adalah masa membanjirnya komik Jepang. Dari sekian banyak judul yang beredar, saya cuma membaca 'Candy Candy' dan 'Popcorn'. Itupun adik saya yang beli. Saya mulai agak malas membeli dan membaca buku cerita. Saya lebih memilih membaca majalah.
Sampai sekarang, saya masih suka membaca novel. Saya tidak membatasi pada jenis novel tertentu. Novel 'anak2' seperti Harry Potter saya baca, novel 'thriller' seperti 'The Da Vinci Code' dan 'Angels & Demons'-nya Dan Brown juga saya baca. Begitu juga dengan novel 'hukum' John Grisham, novel 'agak mikir' Michael Crichton, novel Agatha Christie, Mary Higgins Clark, Paulo Coelho, chicklit asing, chicklit Indonesia, dll.
Suami saya sebaliknya. Dia kurang suka membaca novel. Dia lebih suka membaca buku yang berhubungan dengan ilmunya seperti 'Continuous Casting Steel' atau buku2 best seller sejenis 'Blue Ocean Strategy', '7 Habits of Highly Effective People' (yang sering saya sebut sbg '7 Habits of Highly Effective Muggle' hehe maklum fans Harry Potter), dll.
Sayangnya sering sekali kegiatan membaca saya dipengaruhi oleh mood. Kalo lagi nggak mood, buku baru beli pun bisa saya anggurin berhari-hari. Atau saya baca tapi dengan kecepatan yang lambat sekali. Beberapa halaman, lalu berhenti. Dilanjut besok lagi, kalo nggak ngantuk :D
Kalo lagi mood, beberapa novel bisa saya habiskan dalam beberapa hari saja, seperti yang terjadi ketika saya membaca buku pertama 'Trilogi Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor' yang dilanjutkan dengan 'Veronika Memutuskan Mati' Paulo Coelho dan 'Undomestic Goddess'-nya Sophie Kinsela.
Saat menulis posting ini, saya masih membaca buku ketiga 'Trilogi Kisah Klan Otori: Brilliance of The Moon'. Belum juga tamat. Padahal udah cukup lama buku itu nangkring di rak dan sudah beberapa hari juga saya mulai membacanya. Beginilah kalo membaca dipengaruhi oleh mood hehehe.
Yang paling mengenaskan adalah nasib novel berjudul 'Life of Pi (Kisah Pi)' karangan Yann Martel. Buku yang sempat jadi best seller itu saya beli tahun kemarin dan sampe sekarang belum saya selesaikan :D Penyebabnya adalah buku Harry Potter ke-6. Waktu saya baru membaca 'Kisah Pi' sampe setengahnya, 'Harry Potter and The Half Blood Prince' versi English dirilis dan saya mendapatkan kiriman buku itu dari sepupu saya di Singapore. Langsung saya beralih membaca Harry Potter. Setelah selesai saya malah membaca novel2 lain :D
Selain mood, waktu saya sekarang juga dibatasi oleh Reva :D Membaca buku baru bisa saya lakukan setelah Reva tidur. Itupun dengan syarat saya nggak ikut ketiduran hehe. Waktu paling nyaman untuk membaca buku adalah hari Sabtu atau Minggu sore --waktu Reva asik main dengan temen2nya di luar rumah-- sambil ngemil dan minum kopi panas :D
PS: Ternyata buat saya menulis juga bisa dipengaruhi mood hehe. Seperti menulis di blog ini, kalo lagi nggak mood, berhari-hari (atau minggu ?) nggak update hehe.
Saya jadi ingat kalimat yang ditulis dalam blog salah seorang teman kuliah:
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer dalam Khotbah dari Jalan Hidup)
Ugh, gimana ya supaya rajin menulis :D
Posted by Bunda Reva @ 11:09 AM
3 comments