Thursday, July 13, 2006
Celoteh Reva
Di suatu sore setelah Bunda pulang kantor.Reva: "Tadi Yepa ke yumah Aik" (Aik = Ariq, tetangga depan rumah yang seumur Reva)
Bunda: "Ngapain di rumah Ariq ?"
Reva: "Maen-maen"
Bunda: "Sama sapa ?"
Reva: "Sama Mah Apa" (Mah Apa = Mas Alfa, kakaknya Ariq)
Bunda: "Mamanya Ariq ada nggak ?"
Reva: "Ada kok" (Reva sekarang suka pake kata 'kok')
Bunda agak heran juga. Rasanya Mamanya Ariq kerja dan biasanya pulang setelah Magrib.
Bunda: "Sedang apa Mamanya Ariq ?"
Reva: "Sedang pegi"
Hihihihi.
***************
Reva masih bingung dengan kata tanya 'kapan'. Dia nggak tau mesti menjawab apa :D
Ayah: "Reva sudah makan ?"
Reva: "Sudah"
Ayah: "Kapan ?"
Reva: "Kapan"
Di kesempatan lain...
Ayah: "Reva sudah mandi ?"
Reva: "Sudah"
Ayah: "Kapan ?"
Reva: "Kapan"
Ayah: "Reva, kalo Ayah tanya kapan, jangan diikuti tapi dijawab. Diulang lagi ya. Reva sudah mandi ?"
Reva: "Sudah"
Ayah: "Kapan ?"
Reva keliatannya mikir sebentar dan akhirnya menjawab: "Besok"
Yah lumayanlah besok juga hahaha.
Di waktu yang lain...
Bunda: "Reva sudah makan ?"
Reva: "Sudah"
Bunda: "Kapan ?"
Reva: "Kapan"
Bunda: "Iya, kapan ?"
Reva: "Kapan"
Bunda: "Iya, Bunda nanya kapan"
Reva (dengan hopeless-nya): "Hhhh... Yepa enggak tau"
Huahahaha.
***************
Udah jadi kebiasaan Reva kalo nyanyi, sering menyebutkan judul lagunya lebih dulu, diikuti dengan aba2 "satu dua tiga". Terutama kalo dia nyanyi pake mic ato nyanyi untuk direkam di HP. Judul lagunya tentu aja dia karang sendiri. Dicari kata yang paling cocok dengan lirik lagu itu :D
"Nyanyi... BINTANG. Satu dua tiga. Bintang kecil, di yangit yang tinggi. Amat banyak, kahiyat angkaca (gak tau kenapa 'menghias' jadi 'kahiyat' hehe). Aku ingin tebang menayi. Jauh tinggi ke tempat kau ada"
"Nyanyi... MATAAYI. Satu dua tiga. Mataayi tebenam, hayi muyei mayam. Tedengah buyung hantu, suaya medu. Kukuk... kukuk..."
"Nyanyi... NAIK KA PUNCAK. Satu dua tiga. Naik naik ka puncak gunung. Tinggi tinggi cekayi. Kiyi kanan ku yiat saja banyak pohon cemaya"
"Nyanyi... SATU-SATU. Satu dua tiga. Satu satu aku cayang ibu. Dua dua aku cayang ayah. Tiga tiga cayang adek kakak. Satu dua tiga cayang cemuanya"
"Nyanyi... CICAK. Satu dua tiga. Cicak cicak di dinding. Diam diam meyayap. Datang seekoh nyamuk. Hap yayu ditangkap"
Dan lagu-lagu lainnya.
Yang agak aneh lagu 'Burung Kakaktua'. Dulu, begini cara nyanyinya:
"Nyanyi... NENEK. Satu dua tiga. Nenek cudah tua. Giginya tinggah dua. Tek dung 3x ya ya ya. Tek dung 3x ya ya ya buyung kakaktua"
Lalu meningkat begini:
"Nyanyi... NENEK. Satu dua tiga. Buyung kakaktua. Hinggap di jendeya. Nenek cudah tua. Giginya tinggah dua. Tek dung 3x ya ya ya. Tek dung 3x ya ya ya buyung kakaktua"
Bunda suka kasih tau Reva kalo lagu itu judulnya bukan 'Nenek' tapi 'Burung Kakaktua'. Setiap dia bilang lagu 'Nenek', Bunda ingetin kalo judulnya 'Burung Kakaktua'. Kemajuan pun terjadi.
Bunda: "Reva mau nyanyi ?"
Reva, pegang mic: "Iyah"
Bunda: "Nyanyi apa ?"
Reva: "Nyanyi... BURUNG KAKAK. Satu dua tiga. Buyung kakaktua. Hinggap di jendeya. Nenek cudah tua. Giginya tinggah dua. Tek dung 3x ya ya ya. Tek dung 3x ya ya ya buyung kakaktua"
*pingsan*
Posted by Bunda Reva @ 8:36 AM
4 comments