Wednesday, May 17, 2006
Kelirumologi (Part 2)
Masih tentang membenarkan kata2 yang diucapkan keliru oleh anak batita dan tentang betapa sulitnya melakukan itu :DAyah lagi tiduran. Reva rupanya pengen ayahnya turun dari tempat tidur dan bermain mengejar bayangan.
Reva: "Ayaaah bi bi bi"
Ayah: "Apa tuh ? Ayah nggak ngerti" (msh tetep tiduran meskipun tau yang dimaksud Reva adalah 'berdiri')
Reva: "Bi bi bi Ayah !"
Ayah: "Ayah nggak ngerti disuruh apa"
Reva: "Biyi biyi Ayah !!!" (mulai emosi)
Ayah: "Apa tuh biyi ? Gak ngerti ah" (tetep tiduran)
Jeda sebentar.
Reva: "Tuyun Ayah... tuyun !" (ha ! rupanya Reva nggak kehabisan akal)
Ayah turun dari tempat tidur. Trus jongkok di lantai. Hihihi Ayah emang nggak pernah kalah.
Ayah: "Nih Ayah udah turun"
Reva: "Bi bi bi Ayaaahhh !!!" (nyaris teriak krn kesal)
Ayah: "Ber-di-ri" (tetep jongkok)
Reva: "Biyi"
Ayah: "Ber..."
Reva: "Be"
Ayah: "di..."
Reva: "di"
Ayah: "ri..."
Reva: "yi"
Ayah: "Berdiri"
Reva: "Biyi"
Ayah: "Berdiri"
Reva: "Debiyi Ayah ! Debiyiiii !!!"
Hahaha.... jadi ngakak deh Bunda dan Ayah.
Reva: "Bediyi Ayah"
Ayah: "Nah... itu baru bener"
Alhamdulillah, sekarang Reva udah lancar bilang 'berdiri' :D
Reva nggak bisa melafalkan huruf 's'. Kalo huruf 's' ada di awal kata, bunyinya lebih mirip 'c' (misal 'susu' jadi 'cucu'). Kalo huruf 's' ada di tengah ato di akhir kata, Reva melafalkannya sebagai huruf 'h'.
Reva: "Bunda, ini ada inguhnya" sambil nunjuk ke hidung.
Bunda: "Bukan inguh Reva, ingus"
Reva: "Inguh"
Bunda: "I-ngusss"
Reva: "I-nguhhh"
Bunda: "Coba ikutin Bunda. Essss..."
Reva: "Ehhhh..."
Bunda: "Es krim"
Reva: "Eh kim"
Bunda: "Sssstttt...." telunjuk Bunda ditaruh di depan mulut.
Reva: "Pppuuuhhh..." telunjuk kecilnya ditaruh di depan bibir.
Hehehe... Bunda malah jadi ketawa :D
Di postingan sebelumnya Bunda udah cerita tentang lagu 'Aku Seorang Kapiten', sekarang Bunda mau cerita tentang 'Balonku'.
Bunda: "Nyanyi balonku dong Reva"
Reva: "Bayonku ada limaaa"
Bunda: "Rupa-rupa..."
Reva: "Wananya. Hejo kuning keyabu. Meyah kuda dan biyu"
Bunda: "Bukan merah ku-da, merah mu-da"
Reva: "Meyah muda"
Bunda: "Iya... trus ? Meletus... "
Reva: "Bayon hejo derrrr !"
Bunda: "Bukan hejo Reva (kok jadi Sunda begini hihihi), hijau"
Reva: "Hejo"
Bunda: "Hi-jau"
Reva: "He-jo"
Bunda: "Hi"
Reva: "Hi"
Bunda: "Jau"
Reva: "Jau"
Bunda: "Hijau"
Reva: "Hijo"
Yah lumayanlah... hijo hehehe.
Monday, May 15, 2006
Kelirumologi
Membenarkan kata2 yang keliru dari anak2 memang nggak semudah membalik telapak tangan. Bunda inget dulu Reva menyebut kupu2 dengan kata 'becem-becem' (dengan 'e pepet'). Jauh bgt ? Jelas ! Tapi membenarkan 'becem-becem' jadi 'kupu-kupu' butuh berbulan-bulan :DBunda: "Reva itu apa ?"
Reva: "Becem-becem !"
Bunda: "Bukan becem2, tapi kupu2. Coba ikutin Bunda. KU..."
Reva: "KU..."
Bunda: "PU..."
Reva: "PU..."
Bunda: "KUPU"
Reva: "CEM-BECEM"
*pingsan*
Sekarang, setelah kosa katanya cukup banyak, bukan berarti nggak ada yang keliru. Dan membenarkannya, lagi2 bukan sesuatu yang mudah.
Reva lagi asik maenan sendiri. Tiba2 dia kesel karena nggak bisa melakukan sesuatu.
Reva: "Kemanaaaaaaa iniiiiiiii !!!"
Bunda: "Reva, kalo nggak bisa melakukan sesuatu itu bilangnya 'gimana ini', bukan 'kemana ini'"
Diem sebentar.
Bunda: "GI..."
Reva: "GI..."
Bunda: "MANA..."
Reva: "MANA..."
Bunda: "Gimana ini ?"
Reva: "Kemanaaa iniii ?"
*gubrak*
Bunda: "Reva, kalo berdoa gimana ? Bis..."
Reva: "miyah..."
Bunda: "hir..."
Reva: "yohman..."
Bunda: "nir..."
Reva: "yohim..."
Bunda: "Amiiin"
Reva: "Amiiing"
Jeda sebentar. Apa dia bilang ? Aming ? Ato Bunda salah denger ? Coba ah ulangi lagi.
Bunda: "Amiiiin"
Reva: "Amiiing"
*pingsan*
Reva: "Bihmika awoh huma ahya..." (Reva suka lupa bagian akhir doa tidur)
Ayah: "wa..."
Reva: "bihmika"
Ayah: "a..."
Reva: "miiing"
*gantian Ayah yang pingsan*
Dalam hal menyanyi pun Reva suka keukeuh.
Reva: "Akuuu seoyang kapiten. Punya pedang samaaa..."
Bunda: "Pedang panjang, bukan pedang sama"
Reva: "Pedang panjang. Kayo jayan tok tok tok..."
Bunda: "Prok prok prok"
Reva: "Wok wok wok"
Bunda: "Itu mah suara kodok, Reva. Prok prok prok"
Reva: "Pok pok pok. Aku seoyang kapiten"
Beberapa menit kemudian...
Reva: "Akuuu seoyang kapiten. Punya pedang samaaa. Kayo jayan tok tok tok. Aku seoyang kapiten !"
Tuesday, May 09, 2006
Isi Tas + Cerita Weekend
Temen saya yang satu ini emang iseng. Nyuruh saya memotret isi tas. Ya nggak papa deh, demi kamu Nong :D Nggak usah dinomerin ah fotonya, hoream :D
1) Tas dengan kapasitas besar, warna biru. Saya beli di Bandung Supermal. Cocok banget buat ngantor karena segala bisa dicemplungin dan warnanya matching ama blazer perusahaan yang berwarna biru tua.
2) Dompet warna item. Isinya ya pasti duit lah, plus kartu2 penting. Coba saya periksa dulu, ada kartu apa aja. Ini dia: KTP, SIM, kartu berobat (punya saya, suami dan Reva), ATM Mandiri dan BCA, kartu kredit Citibank, Metro Yours Card, BSM Card, Dunkin Donuts Card dan TimeZone Power Card (beli 25 ribu ternyata Reva nggak berani maen !).
3) Tempat kacamata.
4) Tempat lipstik (hadiah karena beli lipstik). Isinya 2 buah lipstik.
5) Lipstik merk Nina Ricci. Nggak muat ke tempat lipstik.
6) Lip gloss. Yang ini juga hadiah (ada tulisannya 'Gift. Not For Re-sale' hihihi).
Jangan protes kenapa saya bawa banyak polesan bibir. Saya suka maen masukkin aja ke dalam tas, setelah itu lupa ngeluarin :D
7) Bedak compact merk Caring Colour.
8) Tissue.
9) Pulpen. Buat nyoret2 kalo bosen rapat hehe. Saya punya banyak pulpen dan semua gratisan :D
10) Flash disk. Dua buah, 64 dan 512 MB.
11) Kunci kantor. Kunci ruangan plus kunci lemari dan laci kantor.
12) Kopi sachet merk Nescafe. Kali2 di kantor terserang kantuk yang hebat hehe.
Segitu aja isi tas kantor saya. Kalo untuk jalan2, isinya lain lagi. Saya nggak bawa pulpen, flash disk, kunci kantor dan kopi tapi biasanya diganti dengan kunci rumah, tissue basah dan diapers hehe.
*********************
Hari Sabtu Bunda diajak Ayah ke kantor. Ayah emang mesti ngantor, sementara Bunda dimintai tolong Ayah scan beberapa sertifikat. Reva ikut ke kantor Bunda. Pertama nyampe sih dia ketawa2. Lama2 dia bosen juga nungguin Bunda. Mulai merengek-rengek.
"Bundaaa... udah"
"Belum Reva. Bentar lagi ya"
10 menit kemudian...
"Bundaaa... ayok puyang"
"Tunggu Ayah jemput dong. Khan mobilnya dibawa Ayah"
5 menit kemudian...
"Bundaaa... ngantuk. Mau bobo. Ayok puyang"
"Tadi katanya pengen ikut ke kantor. Tunggu Ayah datang ya"
3 menit kemudian...
"Hik hik... (nangis), mau puyang"
"Bentar ya, bentar lagi Ayah jemput"
5 menit kemudian...
Kok sepi ya. Oalah... ternyata anakku udah ketiduran di kursi :D
Sabtu sore Bunda dan Ayah pergi ke supermarket. Reva maen ke rumah temennya. Daripada ngiler mulu ngeliat foto2 makanan Neng Inong, Bunda bertekad bulat mau belanja bahan2 di supermarket.
Hari Minggu, Bunda nguplek di dapur, dibantu asisten dan direcokin Reva. Mau nyobain salah satu resep Inong. Tumben lho Bunda ke dapur buat masak hihihi. Biasanya ke dapur buat ngambil piring, gelas, masak air atau bikin indomie buat Ayah malem2.
Bunda emang bukan tipe yang suka ke dapur :D Nggak hobi masak-memasak. Tapi bukan berarti blank, sama sekali nggak bisa. Kalo masak yang standar2 aja sih bisa lah.
Back to nguplek di dapur, asisten Bunda dapet tugas goreng kentang dan menghaluskan. Bunda nyiapin bahan2 untuk isi. Begitu asisten selesai menggoreng, Bunda bikin adonan isi.
Setelah kentang dan adonan isi jadi, Bunda mandi. Asisten yang cuci piring hehe. Selesai mandi dan berpakaian (ya iya atuh), Bunda ambil plastik bersih. Duduk manis di kursi meja makan. Mulai kegiatan selanjutnya. Ambil sesendok adonan kentang, kasih adonan isi, tambahin keju di bagian tengah, dibentuk oval. Cemplungin ke telur kocok, gulingin ke tepung roti, susun di wadah bertutup. Sampe adonan kentang habis. Simpan di freezer.
Minggu sore, Bunda keluarin wadah yang disimpen di freezer tadi. Diemin dulu di luar. Trus Bunda goreng. Abis ngegoreng, Bunda mandi dan solat. Selesai solat, Bunda ke meja makan. Sepertinya udah berkurang gorengan Bunda. Ternyata Ayah lagi asik ngunyah sambil nonton tivi.
"Gak enak ya ?" (nggak pe-de euy, abis nggak pernah masak hehe)
"Enak kok. Aku udah abis tiga"
Bunda langsung ikutan. Menikmati kroket ayam keju dan segelas kopi nescafe :D
Entah kenapa adonan isinya jadi banyak banget, sementara adonan kentangnya cuma sedikit. Tapi nggak papa. Bunda simpan sisa adonan isi di kulkas. Hari Senin, bikin kroket lagi hehe. Bunda anterin kroket itu ke Tante Liena Senin malam.
Pagi tadi Tante Liena lapor, kroketnya enak dan langsung habis :) Dia pengen nyoba bikin juga. Thanks resepnya ya Nong.
Thursday, May 04, 2006
(Mood) Membaca
Sejak dulu saya termasuk orang yang (lumayan) suka membaca. Terutama membaca buku cerita :D Selain buku-buku cerita 'tidak tebal' dan 'sedikit bergambar' yang judul2nya saya udah nggak inget lagi, saya juga suka membaca novel. Pengarang yang kondang saat itu adalah Enid Blyton lewat karyanya serial Lima Sekawan. Buku Lima Sekawan yang pertama saya miliki adalah 'Memburu Kereta Api Hantu'. Harganya 1500 rupiah saja. Sekarang, uang sejumlah itu cuma bisa untuk beli cilok isi 10 biji hehe. Ada yang nggak tau cilok ? Coba deh datang ke Bandung :DSetelah buku pertama itu, saya mulai membaca judul-judul lain dari Lima Sekawan. Sebagian saya beli, sebagian lagi saya pinjem dari temen. Rasanya seluruh buku Lima Sekawan sudah saya baca. Dan sekarang nggak ada satupun yang saya ingat selain nama tokohnya, Julian, Dick, Anne, George dan Timmy :D
Setelah Lima Sekawan, saya membeli St Claire, masih karya Enid Blyton juga. Saya mengoleksi seluruh judul serial St Claire. Cerita tentang sekolah berasrama juga ada pada serial Malory Towers. Saya membaca semuanya meskipun meminjam dari teman.
Saya bukannya tidak membaca komik, hanya saja saya kurang suka beli komik. Untungnya sahabat saya di SD punya banyak koleksi komik. Jadi saya tetep membaca Nina, Tintin, Asterix, 4 As, Storm, Trigan, dll.
Koleksi novel saya yang lain setelah era Enid Blyton adalah serial Trio Detektif Alfred Hitchcock. 'Misteri Nuri Gagap', 'Misteri Teka Teki Aneh', 'Misteri Kuda Tanpa Kepala', 'Misteri Kucing Bengkok', 'Misteri Kaca-Kaca Remuk' adalah beberapa judul dari sekian banyak buku Trio Detektif yang saya miliki.
Masa-masa berikutnya adalah masa membanjirnya komik Jepang. Dari sekian banyak judul yang beredar, saya cuma membaca 'Candy Candy' dan 'Popcorn'. Itupun adik saya yang beli. Saya mulai agak malas membeli dan membaca buku cerita. Saya lebih memilih membaca majalah.
Sampai sekarang, saya masih suka membaca novel. Saya tidak membatasi pada jenis novel tertentu. Novel 'anak2' seperti Harry Potter saya baca, novel 'thriller' seperti 'The Da Vinci Code' dan 'Angels & Demons'-nya Dan Brown juga saya baca. Begitu juga dengan novel 'hukum' John Grisham, novel 'agak mikir' Michael Crichton, novel Agatha Christie, Mary Higgins Clark, Paulo Coelho, chicklit asing, chicklit Indonesia, dll.
Suami saya sebaliknya. Dia kurang suka membaca novel. Dia lebih suka membaca buku yang berhubungan dengan ilmunya seperti 'Continuous Casting Steel' atau buku2 best seller sejenis 'Blue Ocean Strategy', '7 Habits of Highly Effective People' (yang sering saya sebut sbg '7 Habits of Highly Effective Muggle' hehe maklum fans Harry Potter), dll.
Sayangnya sering sekali kegiatan membaca saya dipengaruhi oleh mood. Kalo lagi nggak mood, buku baru beli pun bisa saya anggurin berhari-hari. Atau saya baca tapi dengan kecepatan yang lambat sekali. Beberapa halaman, lalu berhenti. Dilanjut besok lagi, kalo nggak ngantuk :D
Kalo lagi mood, beberapa novel bisa saya habiskan dalam beberapa hari saja, seperti yang terjadi ketika saya membaca buku pertama 'Trilogi Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor' yang dilanjutkan dengan 'Veronika Memutuskan Mati' Paulo Coelho dan 'Undomestic Goddess'-nya Sophie Kinsela.
Saat menulis posting ini, saya masih membaca buku ketiga 'Trilogi Kisah Klan Otori: Brilliance of The Moon'. Belum juga tamat. Padahal udah cukup lama buku itu nangkring di rak dan sudah beberapa hari juga saya mulai membacanya. Beginilah kalo membaca dipengaruhi oleh mood hehehe.
Yang paling mengenaskan adalah nasib novel berjudul 'Life of Pi (Kisah Pi)' karangan Yann Martel. Buku yang sempat jadi best seller itu saya beli tahun kemarin dan sampe sekarang belum saya selesaikan :D Penyebabnya adalah buku Harry Potter ke-6. Waktu saya baru membaca 'Kisah Pi' sampe setengahnya, 'Harry Potter and The Half Blood Prince' versi English dirilis dan saya mendapatkan kiriman buku itu dari sepupu saya di Singapore. Langsung saya beralih membaca Harry Potter. Setelah selesai saya malah membaca novel2 lain :D
Selain mood, waktu saya sekarang juga dibatasi oleh Reva :D Membaca buku baru bisa saya lakukan setelah Reva tidur. Itupun dengan syarat saya nggak ikut ketiduran hehe. Waktu paling nyaman untuk membaca buku adalah hari Sabtu atau Minggu sore --waktu Reva asik main dengan temen2nya di luar rumah-- sambil ngemil dan minum kopi panas :D
PS: Ternyata buat saya menulis juga bisa dipengaruhi mood hehe. Seperti menulis di blog ini, kalo lagi nggak mood, berhari-hari (atau minggu ?) nggak update hehe.
Saya jadi ingat kalimat yang ditulis dalam blog salah seorang teman kuliah:
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer dalam Khotbah dari Jalan Hidup)
Ugh, gimana ya supaya rajin menulis :D