Monday, September 18, 2006
Tiga dan Enam Tahun
15 September 2006Nggak kerasa...
bayi yang dulu tidur melulu, sekarang maunya maen melulu,
bayi yang dulu mau tengkurep aja susah, sekarang udah jago guling2 di kasur,
si kecil yang dulu kalo didudukin di kursi lama2 miring dan akhirnya jatuh, sekarang udah bisa loncat2 di kursi,
si kecil yang dulu harus dituntun kalo berjalan, sekarang larinya kenceng banget sampe yang ngejar ngos-ngosan,
si kecil yang dulu berkomunikasi dengan bahasa planet, sekarang udah hapal banyak lagu anak2,
si kecil yang dulu cuma bisa memainkan wadah bedak, sekarang udah bisa bedakan sendiri, lipstikan sendiri, pake bodylotion sendiri,
si kecil yang dulu cuma bisa merangkak keliling ruangan di dalam rumah, sekarang udah hobi ngemal,
bayi yang dulu digendong2, sekarang udah bisa sekolah sendiri. Kalo ditanya sekolah apa, jawabannya "pleigup" :D
Selamat ulang tahun ya Nak. Tiga tahun sudah hadirmu memberi warna hidup kami.
Doa Ayah dan Bunda akan selalu menyertai langkahmu.
17 September 2006
Hari ini, enam tahun yang lalu...
Alhamdulillah... sudah enam tahun...
Enam tahun lamanya kami hidup bersama,
membina rumah tangga,
menjalani kehidupan yang berwarna,
Bukan hal yang mudah pada awalnya,
untuk saling memahami, saling menghargai dan bertoleransi,
karena kami dua individu yang berbeda,
dalam sifat, latar belakang, kesukaan dan kadang cara pandang.
Tapi kami selalu belajar mengatasi semuanya,
dan ternyata berbeda itu indah.
Semoga masih akan ada tahun-tahun ke depan bagi kami
untuk berbagi cinta dan kasih sayang.
Karena ada 2 peringatan ulangtahun, acara tiup lilinnya disatukan di hari Sabtu malam, tanggal 16 September 2006. Siangnya kami pergi ke Karawaci, makan2 dan ngasih kesempatan Reva untuk maen di Timezone :D
Posted by Bunda Reva @ 1:23 PM
9 comments
Thursday, September 07, 2006
Mengobrol dengan Batita
Ceritanya Ayah mau nasehatin Reva karena Reva kadang masih nangis di sekolah, nggak mau masuk kelas sendiri, pengen sama mbaknya.Ayah: "Reva kalo di sekolah harus pin..."
Reva: "teh" (= pinter)
Ayah: "Harus cer..."
Reva: "dah" (= cerdas)
Ayah: "Harus beran..." (tentu saja Ayah mengharapkan jawaban 'berani')
Reva: "tem"
*gubrak*
Sekedar info, puncak dari acara nangis di sekolah adalah hari Jumat yang lalu, waktu diadakan lomba busana muslim. Reva udah Bunda dandanin cantik dengan baju muslim warna biru. Ternyata waktu mau naek panggung dia nangis berurai air mata. Maunya naek panggung sama Mbak !
Hari Senin kemarin, Bunda ama Ayah sepakat, Reva harus sekolah sendiri, nggak dianter dan ditunggu Mbak lagi. Setidaknya itu yang Bunda bilang ke Reva, padahal sih Mbaknya nyusul, tapi Reva nggak boleh tau hehe. Senin pagi Reva nangis menjelang berangkat, pengen dianter Mbak. Tapi percuma nangis bombay juga, Bunda ama Ayah tetep teguh kukuh berlapis baja (mentang2 kerja di pabrik baja). Akhirnya Reva diem juga. Kalah power atuh kalo sama Ayah Bunda mah hihihi. Di sekolah Bunda anter turun sampe ketemu ama gurunya. Gurunya takjub liat Reva datang tanpa Mbak asisten hehe.
Dan hasilnya sodara2... Senin dan Rabu kemarin Reva nggak nangis sama sekali. Merengek pun tidak. Nyari Mbak juga tidak. Malah pulang sekolah dia terlihat lebih ceria. Gurunya seneng sampe nulis di buku komunikasi Guru-Ortu punya Reva hehe. Ah... coba dari kemaren2 begitu. Bunda ama Ayah selama ini terlalu khawatir, padahal dengan 'dipaksa' mandiri begitu toh Reva bisa.
********************
Di suatu pagi menjelang berangkat sekolah. Iseng2 Ayah berdialog (hehe) dengan Reva.
Ayah: "Reva sayang sama Ayah ?"
Reva: "Enggak"
Ayah (kaget): "Kalo sama Bunda ?"
Reva: "Enggak"
Ayah (shock): "Trus Reva sayang sama siapa ?"
Reva: "Sama Aik" (Aik = Ariq, tetangga depan rumah, sobat Reva, seumuran, cowok tentunya)
*pingsan*
********************
Cita2 anak kecil emang suka berubah-ubah. Reva juga begitu. Setelah 'jadi topeng', 'jadi bunda' dan 'jadi pilot', sekarang dia punya cita2 baru.
Bunda: "Reva kalo besar mau jadi apa ?"
Reva: "Jadi dokteh" (= dokter)
Ayah: "Dokter apa ?"
Reva (mikir sebentar): "Dokteh Yepa"
Hihiihihi.
********************
Meskipun hapal nama anggota tubuh, ternyata Reva masih bingung kalo ditanya kegunaannya. Ato mungkin salah nyusun pertanyaannya ya hehe.
Bunda: "Reva, Ayah kalo jalan pake apa ?"
Reva: "Pake sandal" (bener juga ya)
Bunda: "Kalo melihat pake ?" (Bunda kasih kode dengan menunjuk mata)
Reva: "Mata"
Bunda: "Kalo mendengar pake ?" (Bunda pegang telinga)
Reva: "Kuping"
Bunda: "Kalo makan pake ?"
Reva: "Pake ayam"
Yang salah yang nanya kayaknya hehe.
********************
Kalo Ayah sakit, biasanya Bunda yang cerewet, nyuruh istirahat, nyuruh minum obat, dll. Sekarang Bunda nggak perlu turun tangan, ternyata ada yang lebih cerewet dari Bunda :D
Bbrp hari yang lalu Ayah sakit, nggak masuk kantor. Siang pulang sekolah, Reva masuk ke kamar.
Reva: "Ayah sekayang sudah siang"
Reva: "Obatnya diminum, Ayah"
Reva: "Besok minum obat lagi ya..."
Reva: "Sekayang Ayah bobo !"
Reva pun jalan ke arah jendela kamar dan... "Srrreeekkk"... gorden ditutup hihihi. Setelah itu dia keluar kamar sambil nutup pintu.
Posted by Bunda Reva @ 11:56 AM
8 comments
Friday, September 01, 2006
Inong Dalam Kenangan
Pertama kali saya mendengar nama Inong ketika dia akan menikah dengan Haris, teman satu angkatan saya di kampus. Tapi saya tidak kenal dia, malah melihat wajahnya pun belum karena saya tidak bisa datang ke acara resepsi pernikahan mereka (tahun 2000).Waktu pun berlalu. Saya memang kadang ngobrol dengan Haris lewat messenger, tapi saya belum pernah bertemu dengan istrinya. Sampai akhirnya tahun 2004 diadakan reuni Elektro 92. Saya datang bersama suami dan Reva. Haris datang dengan Inong dan Zidan. Ooh... ini yang namanya Inong, batin saya dalam hati. Sayang kami tidak sempat berakrab ria di acara reuni itu, iya khan Nong ?
(Zidan, Haris & Inong di acara Reuni Elektro 92, th 2004)
Sewaktu saya lagi seneng2nya blogwalking (karena baru punya blog), saya menemukan nama Inong di sebuah komunitas para blogger. Saya pun mengunjungi blognya. Blog yang indah, pikir saya ketika itu. Saya add namanya di Yahoo Messenger saya. Sejak itu kami seperti teman yang sudah kenal lama. Chatting, mengobrolkan tentang banyak hal (tentang keluarga, tentang hobi, tentang masak, tentang masa lalu, dll) atau saling meninggalkan pesan di blog.
Bisa dibilang saya mengunjungi blog Inong hampir setiap hari. Membaca semua kisahnya. Kadang sambil tertawa2 karena sudah beberapa kali saya mendapati baju yang dipakai Syifa, anak kedua Inong, sama persis dengan baju Reva. Seringnya sih sambil ngacay bin ngiler melihat kue2 buatannya. Saya dan Inong pernah sepakat, kalo bertemu pasti kami cocok karena dia hobi masak dan saya hobi makan enak :D
Saya jadi ingat, Haris pernah mengundang kami ke rumahnya: "Kalo ke Jakarta maen ke rumah Wen, ntar Inong bikinin cheesecake". Sayang saya belum sempat bertandang. Tapi sempat mencicipi gateau africain yang saya pesan darinya.
Saya salut pada Inong. Ni orang jago banget masaknya, pikir saya dalam hati. Maklum, saya bukan tipe orang yang hobi ke dapur. Lebih salut lagi ketika tahu bahwa dulunya Inong juga seperti saya. Berarti saya juga bisa, kalo mau. Iseng2 saya mulai mencoba resep di dapur kalo ada waktu luang. Inong lah yang menginspirasi saya.
Berita mengejutkan datang lewat YM waktu saya baru tiba di kantor hari Kamis pagi (31 Agustus 2006), dari Ophi dan Yanti. Mengabarkan bahwa Inong tidak sadarkan diri sejak hari Rabu sore. Saya kaget. Sudah lama memang saya tidak ngobrol dengan Inong via YM tapi beberapa hari yang lalu dia masih meninggalkan komentar di postingan saya tentang liburan 5 hari di Bandung (komennya: "bandung terus... kapan kesininya ?"). Saya lalu membaca link yang diberikan oleh Yanti, tentang update keadaan Inong. Inong koma. Siang itu saya meng-sms Haris. Haris bilang Inong belum sadar.
Kamis sore, sekembalinya saya dari meeting, terdengar berita yang mengatakan bahwa Inong sudah meninggal. Tapi kabar itu masih simpang siur. Akhirnya saya mendapatkan konfirmasi dari Haris yang mengatakan bahwa Inong masih ada, hanya saja masih koma.
Jumat pagi (01 September 2006) saya mendapat sms yang mengatakan bahwa Inong telah pergi untuk selamanya. Saya tidak percaya begitu saja. Di kantor saya mengontak Yanti via YM. Dia membenarkan berita itu. Saya pun membuka blog yang selalu meng-update kondisi Inong. Ternyata memang benar... Inong sudah pergi menghadap Sang Khalik.
Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun...
Selamat jalan ya Nong. Istirahat dengan tenang.
Semoga Allah menerima amal ibadahmu dan memberikan ketabahan untuk keluargamu.
Posted by Bunda Reva @ 10:00 PM
2 comments